EQOZMEDIA.ID – Bank Indonesia (BI) kantor perwakilan Sulawesi Tengah (Sulteng) menghimbau masyarakat agar tidak perlu khawatir dengan peredaran uang palsu. Hal tersebut disampaikan Rony Hartawan selaku Kepala perwakilan BI Sulteng kepada eqozmedia.id, Selasa (24/12/2024).
Perbincangan hangat terkait kasus uang palsu yang dicetak di kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), diduga merambah ke sejumlah daerah di Sulteng. Mulai dari Morowali, Parimo, Donggala, hingga Kota Palu. Peredaran uang palsu itu menjadi keresahan bagi masyarakat Sulteng setelah viralnya temuan uang palsu oleh sejumlah orang yang kemudian diposting melalui akun media sosial.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bank Indonesia Sulteng Rony Hartawan yang dihubungi melalui saluran whatsapp, menghimbau masyarakat tidak perlu khawatir bertransaksi secara tunai, namun tetap berhati-hati dan kenali selalu ciri-ciri keaslian uang dengan metode 3D yaitu dilihat, diraba, diterawang.
Lanjut Rony, apabila masyarakat mendapatkan atau menemukan uang yang diragukan keasliannya sebaiknya dilaporkan kepada pihak berwenang, perbankan atau Bank Indonesia.
Rony juga menjelaskan sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, Pemberantasan Rupiah Palsu dilakukan oleh Pemerintah melalui suatu badan yang mengoordinasikan pemberantasan Rupiah Palsu, yaitu Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu (Botasupal). Yang mana unsur Botasupal terdiri dari Badan Intelijen Negara, Kepolisian Negara RI, Kejaksaan Agung, Kementerian Keuangan, dan Bank Indonesia.
Sebagai informasi, dilansir dari Kompas.id bahwa kasus uang palsu yang dicetak di UINAM ini telah mencapai ratusan miliar dengan kemampuan mencetak uang palsu senilai Rp 1,2 miliar per satu rim kertas. Dalam rilis pihak Kepolisan Mapolres Gowa, Kamis (19/12/2024), disebutkan bahwa terdapat ratusan barang bukti, termasuk mesin canggih pembuat uang palsu yang tidak terdeteksi X-ray dan puluhan rim kertas serta tinta.
*(AR)