EQOZMEDIA.ID – Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng) terus menggenjot terwujudnya program nasional swasembada pangan. Salah satu targetnya adalah penyerapan gabah dan beras di wilayah Sulteng.
Menurut Pemimpin Wilayah (Pimwil) Bulog Sulawesi Tengah Elis Nurhayati dilansir ANTARA, Jumat (7/3/2025), Bulog Sulteng ditugaskan untuk menyerap beras petani lokal sekitar 3.894 ton berlaku hingga April 2025.
Untuk mempercepat tercapainya target tersebut, pembelian beras dari petani di wilayah-wilayah sentra beras terus ditingkatkan dengan ketentuan; tingkat kerusakan beras 25 persen, kadar air 14 persen, dan butir beras yang patah/menir satu persen.
Parigi Moutong (Parimo) selama ini menjadi andalan sebagai daerah sentra beras di Sulteng. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, produksi padi di Parimo tahun lalu mencapai 192.032 ton. Menyusul kemudian daerah Banggai (78.393 ton), Poso (53.107 ton), dan Tolitoli (44.925 ton).
Bulog Sulteng telah menetapkan bahwa harga pembelian beras petani sebesar Rp 12 ribu per kilogram. Sementara gabah dihargai Rp 6.500 per kilogram.
Langkah ini bukan hanya bertujuan menjaga stabilitas harga dan stok beras, tapi juga diharapkan makin meningkatkan kesejahteraan petani di daerah Sulteng.
Demi memastikan kelancaran distribusi dan kualitas beras yang terserap, Bulog Sulteng bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk Korem 132/Tadulako.
“Kami siap untuk berkoordinasi dengan pihak Bulog, Kodim, serta pemilik gudang Bulog di wilayah Sulteng jika terdapat kendala di lapangan,” kata Danrem 132/Tadulako Brigjen TNI Deni Gunawan.
Saat ini, menurut pengakuan Pemimpin Wilayah (Pimwil) Perum Bulog Sulteng Heriswan kepada Mercusuar, stok beras yang tersebar di seluruh gudang Bulog di Sulteng sekitar 19.000 ton. Aman untuk menghadapi Ramadhan dan Idulfitri 1446 H/2025 M.
**
Penulis: Andi Baso
