EQOZMEDIA.ID – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Pergizi Pangan Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar pasar murah yang bertujuan untuk stabilisasi harga pangan sekaligus memperingati Hari Gizi Nasional 2025. Kegiatan berlangsung di Halaman Parkir Masjid Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu.
Ketua DPD Pergizi Pangan Sulteng, Nikmah Utami Dewi mengatakan, bahwa pasar murah ini diadakan untuk memastikan masyarakat bisa mengakses pangan dengan harga yang lebih terjangkau. Kegiatan ini juga direncanakan akan berlanjut digelar di lokasi yang berbeda.
“Kami berharap agar harga tetap stabil, stok pangan tetap aman menjelang ramadhan dan idul fitri sehingga masyarakat dapat mengakses pangan dengan baik kemudian mengonsumsi pangan yang sesuai dengan kebutuhan gizinya,” kata Nikmah saat ditemui eqozmedia.id, Jumat (21/2/2025).
Pasar murah ini juga melibatkan berbagai pihak, termasuk Bank Indonesia, Bulog, distributor pangan, asosiasi peternak dan petelur, kios pangan, dinas perindustrian dan perdagangan, serta dinas Pangan.
Selain itu, antusias masyarakat terlihat menyambut pasar murah ini untuk dapat membeli bahan pangan dengan harga lebih murah dibandingkan dengan harga di pengecer dan pasar-pasar tradisional.
Tika salah satu pengunjung pasar murah, menyampaikan apresiasinya terhadap pasar murah ini.
“Alhamdulillah, pasar murah ini sangat mempermudah kami terutama saat ekonomi sedang susah-susahnya, mumpung ada pasar murah, jadi bisa sedikit meringankan beban kami dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ungkap Tika.
Lanjut, Tika juga memberikan perbandingan harga yang ditemukan di pasar murah dengan pasar tradisional.
“Biasanya saya belanja kebutuhan di Pasar Lasoani atau Pasar Inpres. Di pasar murah ini harga memang cuma beda seribuan saja misalnya, terigu di pasar murah ada yang Rp10.000 sementara di pasar biasa Rp11.000 atau Rp12.000. Beras, kalau di pasar biasa perkilonya Rp15.000 sampai Rp16.000, sementara di sini beras subsidi 5 kilo sudah Rp60.000, di pasar biasa Rp62.500 atau Rp63.000. Jadi, perbedaannya cuma Rp1.000 sampai Rp2.000 saja, tidak lebih dari setengah harga,” jelasnya.
Tika berharap agar lebih banyak barang yang dijual, terutama barang-barang yang sering dibutuhkan masyarakat.
“Harapannya sih kalau bisa lebih murah lagi dan lebih banyak produk-produk yang dipasarkan di sini supaya lebih mudah, seperti bahan pokok yang lebih diutamakan. Biasanya kan di pasar murah ini cuma ada snack dan gula, kalau bisa yang lainnya yang memang menjadi kebutuhan masyarakat, terutama gas dan bawang putih atau bawang merah murah,” pungkasnya.
*(RN)