EQOZMEDIA.ID – Perkembangan harga berbagai komoditas menunjukan kenaikan di awal tahun ini yang berdampak langsung terhadap daya beli masyarakat. Hal tersebut disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palu berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,66 dengan inflasi dibandingkan secara tahunan (YoY) sebesar 0,11% pada periode Januari 2025.
Statistis Ahli Madya BPS Kota Palu, Ketut Didiya menjelaskan, bahwa inflasi yang terjadi pada bulan Januari 2025 berdampak langsung terhadap daya beli masyarakat.
“kalau inflasi naik biasanya orang menyebut daya beli itu menurun, kalau inflasi naik harga barang itu naik berarti dengan uang yang sama orang akan memperoleh barang yang lebih sedikit”, kata Ketut saat ditemui eqozmedia.id, Selasa (18/2/2025)
Menurutnya, inflasi menggambarkan bahwa harga barang-barang yang naik akan menyebabkan masyarakat hanya bisa membeli lebih sedikit barang meskipun dengan pengeluaran yang sama.
“Kita tidak bisa membuat kebijakkan menekan atau menurunkan inflasi karena itu bukan tugas kami (BPS), itu tugas beberapa dinas, kami hanya memantau dan memberikan insight ke instansi terkait tentang harga yang naik, jadi nanti mereka yang mencari solusinya,” jelasnya.
Untuk mengatasi inflasi dari sisi sektor riil, pemerintah daerah melalui dinas terkait yang bertanggung jawab diharapkan dapat memberikan solusi terhadap kenaikan harga serta daya beli masyarakat. Untuk itu, BPS mengungkapkan bahwa saat ini Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) mengadakan rapat setiap minggu untuk memonitor harga-harga yang naik dan mencari solusi yang tepat.
Lanjut, Ketut Didiya mengatakan bahwa inflasi yang berkepanjangan dapat berdampak besar terhadap ekonomi dalam jangka panjang.
“kalau sebulan atau dua bulan mungkin tidak terlalu berdampak tapi kalau dia besar apa lagi sampai 2 digit itu sangat berpengaruh makanya inflasi itu tidak boleh tinggi, tapi tidak boleh juga deflasi, karena nanti berdampak pada produsen”, ujarnya.
Inflasi yang tinggi dalam jangka panjang dapat mengurangi daya beli masyarakat secara signifikan dan meningkatkan biaya hidup. Ini juga dapat mempengaruhi produktivitas dan daya saing ekonomi, karena biaya produksi yang lebih tinggi akan dihadapi oleh para produsen.
Di sisi lain, deflasi yang terlalu lama juga tidak baik karena dapat menyebabkan penurunan permintaan, yang pada gilirannya berdampak buruk bagi sektor produksi dan menciptakan stagnasi ekonomi.
BPS Kota Palu berharap agar inflasi tetap terjaga pada tingkat yang stabil dan tidak terlalu tinggi sehingga dapat mengurangi daya beli masyarakat, namun juga tidak mengalami deflasi yang dapat merugikan sektor produksi dan perekonomian secara keseluruhan.
*(RN)