Kredit Menganggur di Bank Besar Meningkat, BI Laporkan Kredit Perbankan Tetap Kuat

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut pertumbuhan kredit perbankan mencapai 10,27 persen | FOTO: ANTARA / eqozmedia.id
Ukuran Tulisan-+=

EQOZMEDIA.ID –  Fasilitas pinjaman (kredit) yang belum ditarik nasabah atau yang disebut dengan kredit menganggur (undisbursed loan) tercatat masih belum sebanding dengan ketersediaan kredit perbankan yang terus bertumbuh. Tampaknya masyarakat (debitur) belum sepenuhnya memanfaatkan fasilitas tersebut.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) melaporkan kredit perbankan tetap kuat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Pada Januari 2025, kredit perbankan tumbuh 10,27% secara tahunan (Year-on-Year/YoY).

“Pada Januari 2025, pertumbuhan kredit mencapai 10,27 persen YoY,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur (RDG), Rabu (19/2), dinukil dari Infobanknews.com.

Adapun total kredit yang menganggur di kategori Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI 4) mencapai Rp 879,93 triliun per Januari 2025. Naik sekitar 8,76% secara tahunan.

KBMI 4 adalah bank dengan modal inti lebih dari Rp 70 triliun  yang terdiri dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Dari total kredit menganggur yang mencapai Rp 879,93 triliun, BCA mencatatkan nilai terbesar, yaitu Rp 427,18 triliun, meningkat 6,46% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Lalu, Bank Mandiri menjadi bank dengan pertumbuhan kredit menganggur tertinggi, naik 20,91% YoY menjadi Rp 261,45 triliun.

BNI juga mengalami pertumbuhan kredit menganggur sebesar 8,95% YoY dengan nilai mencapai Rp 58,58 triliun. Namun, dari segi nominal, BNI memiliki jumlah kredit menganggur terkecil di antara bank KBMI 4.

Sebaliknya, BRI mencatatkan tren berbeda. Kredit menganggur BRI justru turun 3,75% YoY menjadi Rp 132,71 triliun. Hal ini menunjukan BRI berhasil mengelola pencairan kredit dengan lebih efektif.

Kredit perbankan tetap kuat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi | FOTO: ANTARA / eqozmedia.id

Faktor Penyebab dan Proyeksi ke Depan

Corporate Secretary Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara, mengungkapkan bahwa salah satu faktor utama meningkatnya kredit menganggur karena adanya proyek atau kredit investasi yang masih dalam proses pencairan bertahap sesuai jadwal.

Selain itu, Bank Mandiri juga berusaha menjaga keseimbangan antara persetujuan pinjaman dan pencairannya guna memastikan pertumbuhan berkelanjutan serta mengelola risiko dengan baik.

“Kami optimistis pencairan fasilitas kredit akan membaik hingga akhir tahun 2025,” ujar Ashidiq dikutip dari laman Kontan.co.id,Sabtu (15/3).

Ia menambahkan bahwa optimisme ini didukung oleh kondisi ekonomi yang tetap kuat dan meningkatnya konsumsi masyarakat. Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit secara konsolidasi sebesar 10-12% YoY. Fokus mereka pada sektor-sektor yang punya kemampuan beradaptasi serta tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.

Jaga Prinsip Kehati-hatian Penyaluran Kredit

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, menegaskan bahwa kredit BCA per Januari 2025 yang totalnya mencapai Rp 893 triliun  masih dalam kondisi sehat. Namun, kredit menganggur BCA masih setara dengan 47,81% dari total kredit yang disalurkan.

“BCA akan terus mendorong penyaluran kredit ke berbagai segmen dan sektor guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Hera.

Ia juga menegaskan bahwa BCA tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dengan manajemen risiko yang disiplin dalam menyalurkan kredit.

Dengan tren peningkatan kredit menganggur ini, perbankan diharapkan dapat terus menyeimbangkan pertumbuhan kredit dengan pencairan yang lebih optimal, sehingga dapat mendukung perekonomian secara lebih efektif.

**

Penulis: Agung Ramadhan | Editor: Andi Baso

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top