EQOZMEDIA.ID – Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Tengah (OJK Sulteng) menilai kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah Sulawesi Tengah per 31 Januari 2025 tetap terjaga stabil. Kinerja yang ditunjukkan juga positif, likuiditas memadai, dan profil risikonya terjaga.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala OJK Sulteng Bonny Hardi Putra saat kegiatan Journalist Update yang berlangsung di Sriti Convention Hall, Kamis (20/3/2025).
“Perkembangan industri perbankan, industri keuangan nonbank, dan pasar modal di Sulawesi Tengah tumbuh positif seiring dengan kegiatan edukasi dan inklusi keuangan serta pelindungan konsumen yang dilakukan secara berkelanjutan,” ungkap Bonny.
Dari data OJK Sulteng, seluruh indikator perbankan mengalami pertumbuhan positif secara year-on-year (yoy) dengan posisi aset kategori bank umum tercatat sebesar Rp 75,67 triliun atau tumbuh 16,76%. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebesar Rp 2,57 triliun atau tumbuh 1,98%.
Sementara itu, penyaluran kredit bank umum sebesar Rp 58,44 triliun (17,40%) dan BPR sebesar Rp 2,33 triliun (4,48%).
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) bank umum juga tumbuh positif 16,90% atau sebesar Rp 36,93 triliun dan BPR sebesar Rp 1,16 triliun dengan kinerja negatif yang mengalami penurunan sebesar 2,52%.
Adapun kinerja intermediasi perbankan secara keseluruhan terjaga pada level yang tinggi dengan rasio pinjaman terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) sebesar 159,52%. Tingkat rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) juga masih terkendali dengan mencatatkan 1,54%.
“Kami juga mengapresiasi komitmen perbankan untuk terus mendorong peningkatan penyaluran kredit kepada UMKM dengan posisi penyaluran kredit sebesar Rp 17,66 triliun atau tumbuh 11,35 persen (yoy). Kualitas NPL yang masih terjaga sebesar 2,71 persen atau masih di bawah threshold 5 persen,” papar Bonny.
Menurut Bonny, secara keseluruhan industri keuangan nonbank maupun pasar modal perlu dibarengi dengan kegiatan edukasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen.
“Sebagai perwujudan komitmen peningkatan literasi keuangan, OJK melaksanakan kegiatan edukasi keuangan secara rutin. Hingga Februari 2025, Kantor OJK Sulteng telah melaksanakan 45 kegiatan edukasi dengan peserta kurang lebih sebanyak 2.861 orang. Peserta itu terdiri dari berbagai kalangan mulai dari petani, nelayan, ibu rumah tangga, pelajar hingga pegawai,” ujarnya.
OJK bersama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) juga telah melaksanakan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2025 di 34 Provinsi termasuk Sulawesi Tengah.
“Dari sisi layanan konsumen, pihaknya menerima 196 layanan konsumen yang terdiri dari 22 layanan pengaduan, 165 pemberian informasi, dan 9 penerimaan informasi,” katanya.
Dari total layanan konsumen tersebut, sebanyak 81 layanan terkait perbankan, 78 layanan terkait perusahaan pembiayaan, 2 layanan terkait asuransi, 1 layanan terkait pergadaian, 23 layanan terkait fintech, dan 11 layanan terkait dengan lembaga jasa keuangan yang tidak berada di bawah pengaturan dan pengawasan OJK. Selain itu, juga terdapat layanan permohonan Informasi Debitur melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) sebanyak 1.676 permohonan.
**
Penulis: Agung Ramadhan | Editor: Andi Baso