Turbulensi IHSG Awal Tahun 2025, Tertekan Sentuh Level 6.500

Suasana di Main Hall Gedung Bursa Efek Indonesia yang berlokasi di pusat bisnis SCBD. FOTO: Magdalena Krisnawati / eqozmedia.id
Ukuran Tulisan-+=

EQOZMEDIA.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan tren yang cukup turbulen memasuki periode Februari 2025. Pada awal tahun ini, kondisi pasar saham Indonesia mengalami pergerakan yang sangat fluktuatif, dengan penurunan signifikan hingga sempat menyentuh level 6.500 pada Selasa, 11 Februari 2025.

Di awal perdagangan tahun 2025, Kamis (2/1), IHSG dibuka di level 7.092 dan berhasil menguat hingga menyentuh level 7.163 pada sesi penutupan. Namun, keadaan pasar berbalik suram memasuki periode Februari ini.

Pantauan eqozmedia.id, IHSG tampak mengalami pelemahan beruntun yang mengantarkannya sempat ke level 6.500, Selasa (11/2/2025), ditutup di level 6.531. Jika dibandingkan perdagangan pertama awal tahun 2025 dengan harga penutupan harga di level 7.163, penurunan ini mencatatkan angka yang cukup signifikan sebesar -9,25%.

Tim Analis Mirae Asset mencatat sepanjang bulan Februari, tekanan terhadap IHSG cenderung meningkat.

“Tekanan terhadap pasar saham Indonesia telah terjadi sejak bulan Oktober 2024 lalu menjelang penyelenggaraan Pemilu Presiden AS. Hasil dari Pemilu tersebut memicu aksi jual yang lebih dalam terhadap pasar saham Indonesia, terutama investor asing,” ujar Tim Mirae Asset Sekuritas dalam keterangan resminya.

Situasi IHSG sedikit membaik pada Rabu (12/2). Meskipun sempat tertekan dalam beberapa sesi sebelumnya, indeks berhasil menahan laju penurunan. IHSG dibuka pada level 6.541 dan ditutup menguat di level 6.646, mencatatkan kenaikan sebesar 1,6%.Ini menjadi sinyal bahwa pasar saham Indonesia berusaha kembali stabil meskipun masih menghadapi ketidakpastian di awal tahun 2025.

Pergerakan IHSG yang cenderung volatile ini mencerminkan adanya faktor-faktor eksternal dan domestik yang memengaruhi sentimen pasar. Oleh karena itu, pelaku pasar saham disarankan untuk terus memantau perkembangan dan berita ekonomi terkait untuk menghadapi potensi fluktuasi lebih lanjut.

*(AR)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top