GAIKINDO Revisi Target Penjualan, Berikut Penyebab Sulitnya Tembus 1 Juta Unit
EQOZMEDIA.ID – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) telah merevisi target penjualan mobil pada tahun 2024 ini, dari 1,1 juta unit menjadi 850 ribu unit. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
Industri otomotif Indonesia tengah menghadapi tekanan, khususnya pada segmen roda empat atau mobil. Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi stagnan terjadi pada penjualan mobil di Indonesia. Hal tersebut dinilai karena sulitnya menembus penjualan lebih dari satu juta unit.
Melansir dari Bisnis.com, Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto, mengatakan kondisi pasar otomotif, khususnya kendaraan roda empat sepanjang tahun berjalan yang masih lesu menjadi alasan Gaikindo merevisi target tersebut.
Lebih lanjut dia mengatakan, revisi target menjadi 850.000 unit tersebut berdasarkan hasil diskusi dengan para agen pemegang merek (APM) anggota Gaikindo. "Iya ini kesepakatan dengan anggota Gaikindo," ujar Jongkie pada Oktober lalu.
Menjawab tantangan penjualan mobil di Indonesia, MarkPlus, Inc. melalui MarkPlus Analysis menyajikan automotive industry outlook, dan melakukan riset yang berkolaborasi dengan Forum Wartawan Otomotif (FORWOT) dengan judul ‘Navigating The Future of The 4W Industry‘.
Riset itu memaparkan beragam hal yang menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan industri otomotif terutama industri kendaraan roda empat, dan dikemas sebagai acuan bagi merek otomotif yang ingin menghadapi tantangan pelemahan pasar yang masih terjadi.
CEO MarkPlus, Inc. dan Marketeers Iwan Setiawan menilai ada beberapa penyebab yang membuat penjualan industri otomotif tidak berkembang atau bertambah. Dari hasil studi riset tersebut, masyarakat atau komsumen tidak mau membeli mobil baru karena harganya sudah kemahalan.
"Studi kami menunjukkan bahwa 56 persen konsumen menganggap harga mobil baru terus meningkat di luar kemampuan pendapatan mereka," kata Iwan dalam keterangannya mengenai Automotive Industry Roundtable: Navigating The Future of The 4W Industry, Kamis (7/11/2024).
Kenaikan harga mobil baru tidak sebanding dengan pertumbuhan pendapatan rumah tangga. Pada 2024, harga mobil baru meningkat 37 persen sejak 2014, sedangkan pendapatan rumah tangga hanya naik sebesar 28 persen. Persoalan pajak kendaraan dan penerapan bunga kreadit yang terlampau tinggi dari perusahaan leasing juga turut menjadi penyebab pesatnya kenaikan harga mobil.
"Hal ini menggarisbawahi pentingnya meningkatkan keterjangkauan dan nilai dalam pasar mobil baru untuk menarik minat konsumen,” ungkap Iwan.
Sebagai informasi, sepanjang Januari - September 2024, total penjualan secara wholesales tercatat sebesar 633.218 unit atau turun 16,2% YoY dari periode sama 2023 sebesar 755.778 unit. Sementara itu, penjualan ritel juga turun 11,9% YoY menjadi 657.223 unit pada 9 bulan pertama 2024, dibandingkan 746.246 pada periode yang sama 2023.
Sementara itu berdasarkan merek mobil, penjualan secara wholesales tertinggi masih diraih Grup Astra, yakni Toyota dan Daihatsu masing-masing sebesar 25.454 unit dan 12.676 unit pada September 2024. Berturut-turut kemudian penjualan mobil terlaris selanjutnya, yaitu Honda sebesar 7.926 unit, dan disusul Mitsubishi sebanyak 5.824 unit.