OJK Sulteng Gelar Diskusi Pengembangan Ekonomi Daerah Sektor Perkebunan Durian

Foto Bersama Peserta FGD OJK Sulteng. FOTO: Agung Ramadhan / eqozmedia.id
Ukuran Tulisan-+=

EQOZMEDIA.ID – Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Tengah (OJK Sulteng) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Strategi Pengembangan Durian Sulawesi Tengah untuk Meningkatkan Akses Keuangan dan Pasar Ekspor”, yang berlangsung di Sriti Convention Hall, Rabu (5/3/2025).

Kepala OJK Sulteng, Bonny Hardi Putra mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan silaturahmi yang mempertemukan stakeholders atau para pemangku kepentingan untuk dapat berkolaborasi bersama mendiskusikan upaya pengembangan ekonomi daerah di sektor perkebunan, secara khusus durian sebagai komoditas yang dinilai memiliki potensi ekonomi unggulan daerah.

“OJK selaku regulator memiliki peran penting dalam mendukung Lembaga Jasa Keuangan untuk dapat meningkatkan partisipasinya dalam pengembangan ekonomi daerah. Namun demikian, hal ini tidak dapat dilaksanakan hanya dengan dukungan dari pelaku industri jasa keuangan, tetapi juga memerlukan bantuan dan kolaborasi bersama dengan seluruh pemangku kepentingan”, kata Bonny.

Adapun peserta diskusi antara lain, akademisi Universitas Tadulako, Pemerintah Daerah Sulteng; Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH). Hadir juga pihak Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, pelaku usaha packing-house, serta pihak perbankan; Bank Indonesia, Bank Sulteng, dan lainnya.

Bonny memaparkan bahwa sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan merupakan satu-satunya sektor yang masuk dalam industri berkembang. Sektor tersebut juga merupakan salah satu sektor, setelah industri pengolahan, dengan kontribusi terbesar terhadap ekonomi di Sulawesi Tengah.

“Berdasarkan analisis sektor lapangan usaha dengan menggunakan analisis forward linkage (FL) dan backward linkage (BL), menunjukan sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan merupakan satu-satunya sektor yang masuk dalam kuadran industri berkembang,” paparnya.

Lanjut Bonny, menyampaikan Parigi Moutong merupakan wilayah produksi durian terbesar, yaitu sebesar 250.520 kuintal diikuti oleh Poso dan Toli-Toli masing-masing sebesar 131.256 kuintal dan 125.238 kuintal.

Adapun potensi pengembangan komoditas durian di wilayah Sulawesi Tengah seluas 14.749 hektar. Wilayah daerah terbesar, yaitu Kabupaten Poso seluas 6.553 hektar, lalu diikuti Parigi Moutong dan Toli-Toli masing-masing seluas 1.500 Hektar.

Bonny berharap adanya business-matching antara petani dan pihak perbankan, yang diakselerasi dengan melalui proses verifikasi dan penilaian kelayakan lahan yang telah teridentifikasi.

“Hasil verifikasi dan penilaian kelayakan tersebut akan menjadi salah satu dasar pertimbangan penyalur kredit dalam memberikan fasilitas pinjaman kepada petani,” ujarnya.

Bonny menambahkan, diharapkan hasil diskusi ini dapat meningkatkan kualitas tendensi ekspor di pasar domestik dan internasional. Yang kedua, memberikan bimbingan teknis kepada petani dan perusahaan packing house. Ketiga, penandatanganan perjanjian kerja sama, dalam rangka mendorong sinergi antara instansi daerah, asosiasi petani, Lembaga jasa keuangan, akademisi, dan pihak terkait lainnya.

**

Penulis: Agung Ramadhan

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top