EQOZMEDIA.ID – Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Tengah (OJK Sulteng) menilai kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah Sulawesi Tengah per 31 Desember 2024 tetap terjaga stabil dengan kinerja yang positif, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala OJK Sulteng, Bonny Hardi Putra dalam keterangan resminya yang diterima eqozmedia.id, pada Jumat (28/2/2025).
“Perkembangan industri perbankan, industri keuangan non-bank dan pasar modal di Sulawesi Tengah tumbuh positif seiring dengan kegiatan edukasi dan inklusi keuangan serta pelindungan konsumen yang dilakukan secara berkelanjutan,” katanya.
Bonny mengungkapkan bahwa seluruh indikator perbankan mengalami pertumbuhan positif secara tahunan atau year-on-year (yoy) dengan posisi aset perbankan tercatat sebesar Rp79,06 triliun atau tumbuh 19,14 persen (yoy), penyaluran kredit sebesar Rp61,05 triliun atau tumbuh 20,92 persen (yoy), dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga sebesar Rp36,81 triliun atau tumbuh 12,88 persen (yoy).
Adapun kinerja intermediasi perbankan terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 165,83 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah terkendali dengan non-performing loan 1,43 persen.
Kinerja perbankan syariah juga mengalami peningkatan dengan nilai aset sebesar Rp3,58 triliun, 16,23 persen (yoy), pembiayaan syariah masih menunjukkan tren positif 15,13 persen (yoy) menjadi Rp3,12 triliun dan penghimpunan dana pihak ketiga berkembang menjadi 14,14 persen (yoy) menjadi Rp2,18 triliun.
“Komitmen perbankan untuk terus mendorong UMKM diwujudkan dalam peningkatan penyaluran kredit kepada UMKM, pada 31 Desember 2024 posisi penyaluran kredit kepada UMKM sebesar Rp17,83 triliun atau tumbuh 12,71 persen (yoy) dengan kualitas NPL yang masih terjaga sebesar 2,50 persen atau masih di bawah threshold 5 persen,” ujar Bonny.
Selain itu, perkembangan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) di Sulawesi Tengah juga menunjukkan kinerja positif. Kinerja Perusahaan Pembiayaan tumbuh positif dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp7,05 triliun meningkat 14,36 persen (yoy) dengan Non-Performing Financing yang masih terjaga di angka 1,82 persen.
Sektor dana pensiun juga menunjukkan pertumbuhan positif, tercermin dari total aset tumbuh 5,14 persen (yoy) menjadi Rp104,61 miliar dan total investasi meningkat 5,20 persen menjadi Rp102,52 miliar.
Dari sisi pembiayaan peer-to-peer lending, outstanding pinjaman tercatat sebesar Rp491,83 miliar meningkat 68,22 persen (yoy) dengan jumlah rekening penerima aktif sebanyak 153.189 rekening dengan tingkat wanprestasi atau kelalaian penyelesaian kewajiban yang tertera dalam perjanjian Pendanaan di atas 90 hari sejak tanggal jatuh tempo (TWP90) berada pada angka 1,38 persen.
Sementara itu, di sektor Pasar Modal, pertumbuhan investor di Sulawesi Tengah juga terus meningkat, tercatat per 31 Desember 2024 ini terdapat 150.660 rekening investasi dengan pertumbuhan (yoy) mencapai 51,45 persen. Share terbesar masih didominasi rekening reksadana sebanyak 116.462 rekening atau 77,30 persen dari keseluruhan rekening investasi di Sulawesi Tengah.
Bonny juga menambahkan, sebagai perwujudan komitmen peningkatan literasi keuangan, OJK senantiasa melaksanakan kegiatan edukasi keuangan secara rutin.
“Periode Januari 2025, OJK Sulteng telah melaksanakan 17 kegiatan edukasi dengan peserta kurang lebih sebanyak 1.597 orang. Peserta itu terdiri dari berbagai kalangan mulai dari petani, nelayan, ibu rumah tangga, pelajar hingga pegawai,” pungkasnya.
**
Penulis: Agung Ramadhan