EQOZMEDIA.ID – Ekonomi Sulawesi Tengah (Sulteng) sepanjang periode tahun 2024 mencatat pertumbuhan sebesar 9,89 persen. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Industri Pengolahan, sebesar 19,12 persen, sejalan dengan adanya peningkatan produksi komoditas besi baja, nikel, dan kokas.
Perekonomian Sulteng 2024 yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 376.950,32 miliar (Rp 376,95 triliun) dan PDRB per kapita mencapai Rp 120,75 juta atau US$ 7.618,64.
“Struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulawesi Tengah tahun 2024 mengalami pergeseran. Industri Pengolahan mendominasi dengan kontribusi 41,18 persen terhadap PDRB. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan menyusul dengan 15,80 persen, sementara Pertambangan dan Penggalian mencapai 14,64 persen,” jelas Kepala BPS Sulteng, Simon Sapary, dikutip dalam keterangan resminya, Rabu (5/2/2024).
Selanjutnya, penyumbang terbesar lain, yaitu sektor Konstruksi, sebesar 8,32 persen. Kemudian disusul sektor Perdagangan Besar dan Eceran serta Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, yakni 5,77 persen. Kelima sektor tersebut memiliki peranan besar dalam perekonomian Sulteng dengan total kontribusi mencapai 85,72 persen.
Selain sektor Industri Pengolahan, pertumbuhan tertinggi kedua, yaitu sektor Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 11,48 persen, lalu diikuti sektor Penyediaan Akomodasi & Makanan dan Minuman sebesar 7,58 persen. Lanjut, pertumbuhan sektor Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 7,34 persen, dan disusul yang kelima, yaitu sektor Pertambangan & Penggalian sebesar 6,19 persen.
Secara keseluruhan terdapat 17 sektor usaha untuk menghitung PDRB. Perubahan struktur PDRB Sulteng mencerminkan peran strategis pada Industri Pengolahan. Ditopang oleh aktivitas ekspor, rata-rata pertumbuhan ekonomi Sulteng sebesar 9,89 persen. Dengan pertumbuhan ini, ekonomi Sulteng dianggap menunjukkan tren yang positif.
Sebagai informasi tambahan, Sulteng merupakan salah satu dari 5 daerah investasi terbesar di Indonesia, yang didukung Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan nilai total sebesar Rp 139,9 triliun di tahun 2024.
*(AR)