Usaha Batu Akik Tetap Bertahan Meski Tren Pasar Meredup

Area Pusat Batu Akik, di Jalan Nangka, Kota Palu. FOTO: Rivaldi / eqozmedia.id
Ukuran Tulisan-+=

EQOZMEDIA.ID — Area pusat Batu Akik yang berada di Jalan Nangka, Kota Palu, tampak sepi pengunjung. Namun, para pelaku usaha Batu Akik tetap bertahan dan berjualan meski tren pasarnya meredup sejak 10 tahun lalu.

Pelaku usaha batu akik, Iwan, mengaku saat ini penurunan minat terhadap batu akik sangat terasa. Ia pun terbilang cukup lama menggeluti dunia batu akik sejak tahun 2013.

“Banyak yang minat batu akik dulu, tapi sekarang bisa lihat, begini-begini saja. Tapi saya terus berinovasi dan tetap bertahan,” ungkap Iwan, Selasa (4/2/2025).

Lainnya, Lias, mengatakan daya tarik batu akik terletak pada kualitasnya. Ia juga terus berupaya menjual batu akik dengan berbagai cara, mengedukasi pasar serta memanfaatkan media sosial.

“Kalau untuk memasarkan cincin batu akik, saya biasa live facebook dan tiktok. Sempat juga dengan live ada yang minat,” kata Lias.

Tren batu akik sempat “booming” pada tahun 2014–2015 silam, dengan peminat yang berasal dari berbagai kalangan. Harga batu akik saat itu sangat bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga ratusan juta rupiah.

Adapun jenis batu akik lokal dari Sulawesi Tengah, dengan nama seperti green sojol, pirus besi, dan lainnya, pernah menjadi primadona di pasar nasional hingga internasional.

Para pelaku usaha di area Pusat Batu Akik ini berharap kepada pemerintah daerah untuk dapat kembali mengadakan kegiatan seperti kontes atau pameran batu akik.

*(RV)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top