Rapper Hip Hop Killah B Hingga EckoShow Kritik PPN 12 Persen: Masih Banyak Ketimpangan

EckoShow dan Killah B. FOTO: Istimewa/eqozmedia.id
Ukuran Tulisan-+=

EQOZMEDIA.ID – Kebijakan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen yang diberlakukan pada Januari 2025 mendatang terus menjadi polemik. Bagaimana tidak, kebijakan pajak dari Pemerintah itu dianggap menuai kejanggalan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Masyarakat dari berbagai kalangan, ramai mengkritik serta melakukan aksi penolakan kebijakan PPN 12 persen, di antaranya dari para pegiat hip hop lokal di Sulawesi Tengah seperti Killah B hingga nasional seperti Ecko Show. Keduanya membagikan pandangannya kepada eqozmedia.id dalam kesempatan sebuah acara yang berlangsung di Palu, Selasa (24/12/2024) malam lalu.

Abubakar Fahmi Alaydrus (nama panggung; Killah B.) menyayangkan kebijakan Pemerintah yang menaikan tarif PPN. Sekalipun hal tersebut memberi manfaat terhadap negara, tetapi kebijakan pajak ini seharusnya lebih memperhatikan keadaan masyarakat secara menyeluruh. Menurutnya juga manfaat pungutan pajak ini masih bertolak belakang dengan kenyataan karena ketimpangan yang melebar di berbagai daerah.

“Saya lebih sepakat Pajak disesuaikan dengan pendapatan. Sebagai contoh daerah di Sulawesi Tengah itu yang tinggi pendapatannya seperti di Morowali karena punya area industri (pertambangan)”, ujar Killah B atau yang akrab disapa Habibi.

Lanjut Habibi menyampaikan, bahwa Pajak sebagai kewajiban harusnya dapat berbanding lurus dengan hak publik. Ia memberikan contohnya bagaimana hak ruang publik harus diberikan dengan layak. Selama ini menurutnya pihak pemerintah banyak menyepelehkan hak sementara wajib pajak berlaku untuk masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama, Istianto Eko Poernomo (nama panggung; Ecko Show) juga menyampaikan kebijakan kenaikan PPN dapat memberatkan masyarakat, apalagi dengan keadaan ekonomi yang saat ini belum sepenuhnya stabil.

“Pemerintah kalau benar-benar turun ke lapangan, mereka seharusnya tahu bagaimana orang susah mencari uang, pasti mereka tidak akan menaikan pajak. Selama ini Pemerintah itu hanya tahu gunakan barang mewah seperti mobil-mobil dinas dari hasil pajak”, ungkapnya.

Ia menyayangkan kenaikan PPN ini juga dapat berdampak terhadap kerja musisi, sedangkan keadaan di Indonesia ini menurutnya musisi masih susah untuk hidup dari musik. EckoShow pun memberikan respek terhadap teman-teman yang turut melakukan aksi protes terhadap kebijakan pemerintah.

“Kalau rakyat tidak bergerak, kebijakan tidak akan berubah. Walaupun keputusan sudah diketuk palu tetapi tidak sejalan dengan vis misi rakyat, ya kita harus turut suarakan aksi protes. Seorang presiden pun dapat diturunkan oleh rakyat, apalagi persoalan kebijakan peraturan. Presiden kalau berpihak kepada rakyat, seharusnya mampu mendengarkan aspirasi ketika ada gelombang aksi protes”, tutup Eckoshow.

Sebagai informasi berbagai lapisan masyarakat masih terus melakukan aksi protesnya, mulai dari petisi tolak PPN 12 persen yang ditandatangani hampir mencapai 200ribu orang secara daring saat ini, serta aksi unjuk rasa ratusan orang langsung ke Gedung Istana Presiden yang berada di Jakarta. *(AR)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top